Pejabat Ngantuk, Presiden Marah-marah

JAKARTA (MI): Presiden Bambang Susila Yudhoyono menghentikan pidatonya sejenak. Kepalanya ke kiri dan ke kanan lalu menunjuk peserta yang tertidur. Kemudian, tangan kanannya menggebrak podium.

“itu coba bangunkan yang tidur itu. Kalau tidur di luar saja!” ujar Presiden menunjuk seorang peserta yang masih terlelap tidur, kemarin.

Raut wajah Presiden Yudhoyono memerah. Suaranya meninggi dan sesekali bergetar. Kemarin Presiden member pembekalan kepada peserta forum konsolidasi pimpinan daerah, bupati, walikota, ktua DPRS kabupaten / Kota di Gedung Lemhannas Jakarta. Ini merupakan forum konsolidasi angkatan kedua.

Masih mengarahkan pandangan kepada peserta yang tertidur yang duduk di tengah ruangan, Presiden mengatakan, “Pimpinan bagaimana dapat memimpin rakyat kalau tidur! Malu dengan rakyat yang memilih. Untuk mendengarkan pembicaraan untuk rakyat saja tidur! Jangan main-main dengan tanggung jawab. Berdosa, bersalah dengan rakyat,” ujarnya sambil menggebrak podium.

Seisi ruangan diam. Di dalam ruangan itu ada 86 peserta forum konsolidasi gelombang kedua yang digelar mulai 4 Maret hingga 9 April 2008. Hadir pula 53 peserta forum konsolidasi angkatan pertama beserta sejumlah menteri, di antaranya Menko Perekonomian Boediono, Menko Pulhukam Widodo AS, Menhan Juwono Sudarsono, serta Mensesneg Hatta Rajasa.

Forum konsolidasi itu sengaja digelar untuk menyamakan persepsi para pemimpinan daerah yang berasal dari berbagai partai politik. Presiden memberikan pembekalan mulai pukul 08.00 WIB.

Tidak diluluskan
Masih dalam suara bernada tinggi, Presiden minta peserta konsolidasi yang tertidur tidak diluluskan karena masuk kategori pemimpin yang tidak bisa mengendalikan diri. “Lembaga yang bisa meluluskan pemimpin yang kepribadiannya jelek akan menjadi racun. Jangan diluluskan! Bukan karena tidak pandai, tetapi tidak bagus kepribadiannya,” ujarnya.

Kemarahan Presiden memang bukan kali pertama. Ia kerap marah ketika sedang berpidato ada pendengar yang tertidur. Di Istana Negara, misalnya, sudah berapa kali Presiden marah dan menegur peserta yang tertidur atau asik berbicara sendiri.

Meski diperintahkan Presiden untuk tidak meluluskan peserta yang tertidur, Gubernur Lemhamnas Muladi mengatakan tidak perlu ada peserta yang mendapat cap tidak lulus. “Manusiawilah, orang ngantuk, mungkin sakit. Mungkin keluyuran tadi malam,” kilah Muladi. Ia menandaskan, teguran Presiden didepan umum itu merupakan sanksi social yang luar biasa.

Ketua DPR Agung Laksono juga ikut-ikutan kesal. “Itu namanya tidak menghargai Presiden,” kata Agung tanpa menyinggung tabiat sebagaian anggota dewan yang juga tidur pada saat Presiden pidato di Senayan.
Lain lagi tanggapan Ketua DPRD Kabupaten Solok dari Partai Golkar Hilda Osmiati Ubani yang menjadi peserta forum konsolidasi. Menurut dia, wajar saja ada peserta yang tertidur pada saat Presiden berpidato. “Kita sudah belajar di sini selama lima minggu. Belajar full dari jam 08.00 WIB dampai 17.45 WIB, istirahatnya siang Cuma 45 menit.” Katanya.

Dia menjelaskan, mungkin peserta yang tertidur merasa lelah atau tidak tertarik karena tidak dibuka forum diskusi. Padahal, selama lima minggu kuliah yang paling menarik adalah diskusi setelah adanya ceramah. “Diskusi itu membuat semua persoalan diungkapkan untuk dicari solusinya sesuai materi ceramah. Jadi menarik, kalau ceramah saja tidak menarik,” ujar Hilda

One thought on “Pejabat Ngantuk, Presiden Marah-marah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s