Biasanya, kalau seseorang, apalagi ustadz, diminta untuk menjelaskan siapa itu Tuhan, maka serta merta ia seperti seolah-olah paling tahu. Akhlinya. Seperti saya juga, menjelaskan Tuhan, entah dari mana referensinya, tetapi seolah-olah piawai banget. Kali ini juga, saya ingin menjelaskan fikiran saya, yang sudah lama saya renungkan dan terpendami.
Menurut hasil renungan saya, kalau Tuhan itu dipersonafikasi,di wujudkan dalam bentuk sifat2nya, jadilah tuhan itu menyukai, membenci, memberi dan mengambilnya, mengampuni kemudian memberi reward syurga, dan tidak mengampuninya kemudian menyiksanya-kmudian rewardnya neraka. Sifat2 itu persis seperti mahkluk manusia – ciptaannya. Itu semua tersurat didalam kitab suci seperti al qur’an. Karena itu Tuhan menjadi sangat emosional. Kalau seperti itu, maka hilanglah, menurut hemat saya, sifat Kemaha’annya, yg justru tidak terdapat pada mahkluk apapun. Yang Maha itu sejatinya hanya Ia sendiri.
Ayat-ayat seperti perintah membunuh Yahudi, waspada terhadap yahudi dan Nashoro, sentiment kepada Abu Lahab, syurga dan neraka. Begitu juga, kisah-kisah yg tdk masuk akal, seperti kejadian tercipatnya Adam dan Hawa serta kejadian Isa as-baca tanpa orang tua, yg sama sekali tidak masuk akal dan bahkan bertentangan dengan ayat lain (bahkan dg hukum alam semesta). Itu semua menjadi aneh dan mustahil bila datang dari yang punya sifat Maha itu. TIDAK MUNGKIN.
Selanjutnya, bila Tuhan itu kita artikan sebagai suatu konsep, yaitu ajaran yang baik dan benar, maka semua yang tertulis baik yang tersurat dan yang tersirat didalam kitab2 itu, adalah menjadi suatu “ajaran”, yang memberi guide, makna dan memahami arti hidup ini menurut ajaran tersebut.
Secara sederhana kalau Yahudi itu kita artikan menurut Tuhan di wujudkan-personafikasi (islamisme), maka itu artinya “orang Yahudi” secara pisik, itu yang harus kita benci dan kemudian membunuhnya. Terjadilah seperti sekarang Yahudi dan islam bunuh membunuh Perang semesta yg tak jelas asal muasalnya dan sebab-musabab nya, kecuali perintah2 itu.
Tetapi perintah memerangi Yahudi itu, menurut faham bahwa “Tuhan itu adalah konsep ajaran yang baik dan yang benar”, maka Yahudi dimaksud adalah sifat-sifat yg buruk seperti orang Yahudi, yang justru ada didalam diri kita. Jadi Yahudi-yahudi yang ada pada diri kitalah yang harus kita perangi itu, yang harus kita bunuh itu!!!. Yahudi itu di gambarkan sebagai yang tidak punya tanah itu, itulah maksudnya. Kalau Israel dan Paletistina yang sekarang sedang bertikai itu adalah mereka dua-duanya, ya arab-arab juga.
Nah kenapa Islam itu meng ghaibkan Tuhan? Dijelaskan Tuhan tidak berawal dan berakhir, Tidak dilahirkan dan beranak-pinak. Menurut saya Tuhan supaya tidak di personifikasikan alias direka-reka menjadi wujud yang tersenyum dan sekaligus bengis.
Wallahu’alam bi sawabi
Tetap tuhan/allah adalah mahakuasa dan para mahluk termasuk manusia yg tidak minta dilahirkan di dunia,itu sangat lemah.Buat apa di ciptakan dan disuruh menderita di dunia? Apakah memang rahman dan rahim sekali gus bengis?
Sama dengan babi, kalau dia bisa ngomong komplennya gitu; buat apa saya di ciptakan, kalau kemudian Kau hina dinakan!!!