Sebagai seorang yang menekuni ilmu komunikasi dan punya group dengan member 29 ribuan, kemudian menjadi anggota group-group lain juga di Face Book, tiap saat saya memperhatikan komentar teman-teman yang terafiliasi dukung mendukung kepada salah satu Calon Presiden. Dua kelompok pendukung ini, karakternya seperti perilaku sekte keagamaan. Tak pernah ada pembenaran apapun yang datang dari pihak kubu lawan. Fanatik.
Informasi apa saja, yang kurang mengenakan hatinya, maka dia akan bilang Hoax, sekalipun itu benar. Begitu juga sebaliknya, walau itu Hoax, tapi enak di hati, maka ia katakana mantafff. Tidak perlu lagi mencari informasi yang benar.
Saya kemudian mencari jawab, atas situasi seperti ini, karena sebagai bagian dari warga bangsa, rasanya bangsa saya ini sudah pada level yang sangat tinggi keanehannya. Apakah ini perisitiwa pengaruh situasional atau memang penyakit aneh yang belum juga sembuh sejak proklamasi?
Untung saya dikirim Buku dari teman saya seorang Professor Komunikasi di Mac Querie University di Australia, di tulis pada sub judul Perception, seperti ini :
“If we have learned to dislike someone we will have built up a number of expectations about how we will relate to and communicate with that person, and we might well be inclined to discount or ignore what they say”, Richard Ellis/Ann McClintock – If You Take My MEANING, p 5.