Lima tahun yang lalu, saya menulis seperti ini; “Thus, if a Muslim decides to blow himself up and take innocent people’s lives with him, we cannot deem that such an act represents Islam,” Radicalism was born from individuals’ misinterpretations of religious teachings. Ini menyikapi peledekan Bom di Bali oleh Amrozi Cs. Sebelumnya saya juga menulis dalam status FB saya; “Extremists in any religion or culture are very frightened confused people”
Minggu lalu, saya menerima email dari seorang scholar Australia, dia menulis email kepada saya seperti ini “Yes, the events in Paris, and other parts of France, were very horrifying. One main problem is that too many people believe Islam is to blame whereas Islam is a religion that preaches peace and harmony among people. There are fanatics in all religions. For example, America has a similar problem with crazy Christians who murder others in the name of Jesus Christ.
Kini terulang lagi, beberapa orang muslim radicals, melalukan serangan brutal kepada para kartunist media Charlie Hebdo di Paris, yang sangat memilukan. Akhirnya saya merenung, kalaulah pelajaran yang saya ajarkan bisa di sebar-luaskan, maka barangkali bisa mengurangi kejadian yg hina itu. In my teaching on Cross Culture, one of the most important topic is “do and don’t”. The end of this topic is people then understand what to do and what they don’t.
Prime Minister Harper, on behalf of all Canadians, offered his heartfelt condolences to President Holland and the people of France following the barbaric terrorist attack in the offices of the Parisian news magazine “Charlie Hebdo” and the events that have transpired since. Pernyataan dengan nada yang sama, juga datang dari berbagai pemimpin dunia.
Ini expressi dari semua saksi yang menjadi kekejaman kelompok terrorist yang ditulis pada lima tahun yang lalu, karena kekagumuan saya’ sbb:
Ketika seluruh Pendeta Hindu di Bali berkumpul, dalam rangka perenungan setelah Bom Bali meledak, disaksikan oleh para kepala negara asing waktu itu, dan disiarkan keseluruh pelosok dunia, Pendeta tertinggi Bali itu dalam mengawali do’anya, Ia berkata seperti ini; “Alam Bali sudah kotor, marilah kita bersihkan kembali oleh kita semua, dengan masing-masing membersihkan diri”. Kemudian salah seorang keluarga korban Bom JW Mariot, dalam mengantar mendiang Mokodompis keliang lahatnya, beliau berkata; “jangan membalas kekerasan dengan kekerasan, marilah kita balas dengan kebaikan”.