Puasa Ramadhan untuk apa?

IMG_20150616_153616Kebiasaan di negeri kita ini, awal puasa di tentukan oleh sidang istbath. Sidang untuk menentukan awal ramadhan, yang di hadiri oleh para ulama dari berbagai golongan. Sidang ini di gelar, karena metodologi yang digunakan, semata-mata yaitu melihat bulan atau rukyat (moon sighting). Padahal metode hisab (calendar calculating), sejak Calendar di cetak untuk tahun depan, sudah dapat ditentukan, kapan sebenarnya puasa ramadhan itu dapat di mulai.

Tidak pernah menjadi ibrah (pelajaran), beberapa kali awal ramadhan dan idult fitri, umat islam di Indonesia, melaksanakan pada hari yang berbeda. Ini disebabkan karena metoda yang berbeda itu tadi. Kalau tahun ini, nampaknya sepakat memulai awal Ramadan di hari yang sama, jangan berharap kalau tahun depan, bisa sepakat pula.

Tetapi, yang tidak pernah berubah dalam bulan ramadhan itu, perilaku umat islamnya. Komsumtif. Sudah menjadi tradisi, pada saat buka puasa, makanan tersedia secara istimewa. Lengkap. Di akhir Ramadan, membeli baju baru, bahkan mulai terbiasa juga, paling tidak membeli sepeda motor kalau tidak mobil baru. Untuk mudik. Kemudian, kembali seperti tahun-tahun sebelumnya, kebiasaan pulang kampong itu, merepotkan semua pihak secara nasional, yaitu macet dan kecelakaan.

Tulisan ini, sebenarnya, hanya ingin menjelaskan, bahwa bulan ramadhan, yang di agung2kan dan di nanti2kan oleh umat islam, karena keistimewaannya itu, tidak menjadi istimewa, karena tidak diistimewakan oleh perilaku umatnya. Akhirnya ramadhan adalah tak ubahnya bak perisitiwa budaya dalam bentuk ritual saja.

Kembali kepada fitrah, tidak tercapai, karena tidak di fahami esensinya!!!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s