Ketika masing-masing agama dan keyakinan, menyodorkan konsep dan sosok Tuhan, bagi orang yang tidak befikir, maka ialah the real God, karena begitulah kata pendeta, begitulah kata ustadz dan begitu pula kata obo-san di Jepang. Tetapi bagi orang yang berfikir, sosok Tuhan atau konsep Tuhan, adalah bisa jadi tidak seperti yang di sampaikan oleh para penutur-penutur itu. Tuhan adalah, akan sesuai dengan kemampuan daya pikirnya, sesuai dengan field of experiencenya dan sesuai dengan frame of referencenya.
Bagi yang terbiasa berfikir kritis, mencari sosok antu konsep tentang Tuhan sesungguhnya tidak gampang. Ia sulit sekali di cari bahkan di definisikan. Metodologi keilmuan, tidak pernah menemukan siapa itu Tuhan, karena secara empiris, semakin ketahuan bahwa tuhan sesungguhnya adalah belum ditemukan. Kecuali dengan metode dogma, tidak berfikir atau sering kita dengan dengan cara keimanan (mengimani), nah..bukan saja konsep tuhan, sosok tuhan pun akan mudah di temukan dalam berbagai bentuknya.
Noted : Semakin dalam keyakinan anda akan segala sesuatu, maka semakin kesadaran anda terikat alias tidak bebas. Karena sebuah keyakinan, adalah belenggu
Jadi siapa sebenenarnya Tuhan yang sesungguhnya? Coba simak hadist qudsi di bawah ini ;
Hadits diriwayatkan dari Abi Hurairah, beliau berkata, telah bersabda Rasululloh saw: “telah berfirman Allah swt, “Aku adalah sebagaimana prasangka hambaku kepadaku, dan aku bersamanya ketika dia mengingatku, dan jika hambaku mengingatku dalam sendirian maka aku mengingatnya dalam diriku, dan jika hambaku mengingatku dalam sebuah kelompok, maka aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari kelompok tersebut, dan jika dia mendekatiku sejengkal, aku mendekat kpdnya sehasta, jika dia mendekatiku sehasta, mk aku mendekatinya satu depa, jika dia mendatangiku dg berjalan, mk aku mendatanginya dg berjalan cepat” Hadits rwyt Bukhari, Muslim, Tirmidzi dari Imam Ibnu Majah (hadits Qudsi no 15).
Saya sengaja tebalkan ungkapan hadist tersebut, karena itu yang ingin saya tegaskan. “I am as my slave expects Me to be”: Dalam tafsir yang seluas-luasnya, bahwa Tuhan itu tergantung dari cara dan sikap pandang kita. Ia tak berbentuk tegas dan bahkan tidak akurat. Ambigu.
Up to you, one who hates and who worships him are same upon him. He has no judgment. That’s it