Berkaitan dengan akan datangnya hari Raya Iedul Adha atau sering juga disebut sebagai Iedul Qurban. Saya tidak akan menjelaskan sejarah dan syariatnya. Tetapi yang ingin saya sampaikan alasan, yaitu, bolehkan berkurban dengan tidak mengkorbankan hewan. Saya agak kurang srek, sebab niatnya membersihkan diri, koq jadi hewan yang disakiti!.
Ilustrasi ini, sama seperti ketika mayoritas umat islam memahami kewajiban membayar zakat itu dapat digantinya dengan beras, qiyas, karena budaya kita adalah manusia pemakan beras, yang kemudian menjadi lebih simple dan lebih bermanfaat, bila diganti dengan Uang. Kalau begitu kemudian saya berpendapat, bahwa berqurban juga tidak perlu harus dengan seekor domba. Bagi petani boleh juga dengan produk pertaniannya yang senilai dengan seekor domba tadi, atau ada juga yang berkurban dengan uangnya saja yang dibagikan. Kenapa demikian, karena memang ada keterangan yang lain menyebutkan; “bukan darah dan dagingnya yang kami terima, akan tetapi tergantung kepada niatnya”, salah satu ayat didalam al-qur’an.
Ini menjadi logis, jadi qurban boleh saja dengan seekor qibas, atau sayur mayur, atau dengan uang, sebab semua itu bukan prinsipil, yang penting esensinya berqurban itu, adalah melakukan pengorbanan dengan niat iklhas karenaNya untuk membantu si miskin!.
Di atas segala uraian tersebut, saya ingin bertanya, bagaimana pandagan umat agama lain yang mesacralkan sapi? yang sedang di robohkan untuk di sembelih, yang sedang di kuliti di saksikan oleh tua muda, saat darah menyempot dari lehernya didepan mata anak-anak dan siapa saja yang menyaksikannya!!!!!