Tuhan Antara Ada dan Tidak Ada

Baik, saya akan jelaskan, apa yang di maksud dengan Judul tulisan ini. Mungkin aneh atau terasa janggal buat anda. Bahkan bertolak belakang dari norma islam itu sendiri!?. Karena fikiran kita masih terbelengu oleh berbagai fatwa, kajian para ustadz dan atau keterbatasan berfikir kita sendiri. Sebenarnya ini adalah tafsir saya sendiri. Boleh saja salah, tetapi tentu jangan dahulu di bilang ngawur. Ada berdasar, sebagai alasan yang merujukan kepada syar’i.

Berangkat dari sebuah hadist qudshi, yang terjemahannya sebagai berikut ;” Hadits diriwayatkan dari Abi Hurairah, beliau berkata, telah bersabda Rasululloh saw: “telah berfirman Allah swt, “Aku adalah sebagaimana prasangka hambaku kepadaku, dan aku bersamanya ketika dia mengingatku, dan jika hambaku mengingatku dalam sendirian maka aku mengingatnya dalam diriku, dan jika hambaku mengingatku dalam sebuah kelompok, maka aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari kelompok tersebut, dan jika dia mendekatiku sejengkal, aku mendekat kpdnya sehasta, jika dia mendekatiku sehasta, mk aku mendekatinya satu depa, jika dia mendatangiku dg berjalan, mk aku mendatanginya dg berjalan cepat” Hadits rwyt Bukhari, Muslim, Tirmidzi dari Imam Ibnu Majah (hadits Qudsi no 15).”.

Kemudian saya ingin menuturkan komtemplasi saya sendiri, bukankah Muhammad saw lah yang mulai berani mendobrak keyakinan masyarakat Arab pada waktu itu, yaitu polytheism? Dengan suatu statement “lha ilaha illallah”. Muhammad berhasil membunuh keyakinan kepada Tuhan-Tuhan, lalu memperkenalkan konsep baru, yaitu Allah SWT. Tuhan-tuhan yang ada dalam benak orang arab pada waktu itu, seperti patung-patung, yang kemudian berubah menjadi sosok wujud manusia, yang hampir di pertuhankan, yaitu Nabi Isa, as. Berkat Muhammad, hapus sudahlah imaginasi tuhan-tuhan tersebut, tinggal satu yang ada dalam benak orang arab saat itu, yaitu Allah SWT. Dia itu Tuhan. Dia adalah dikatan sebagai Dzat. Bukan sosok. Laisa kamismilihi saeun. Dia adalah Ghaib (tidak ada).

Nah hadist qudshi tersebut diatas, sesungguhnya memberi ruang kepada kita, untuk membangun image Tuhan baru, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan berfikir masing-masing, sesuai dengan pra sangkanya masing-masing, sesuai dengan emosinya masing-masing.

Nah, kalau kemudian saya menyangka apabila Tuhan itu disebut sebagai ghaib, alias tidak ada, itulah yang saya maskud dengan judul tulisan tersebut.

Bagimana menurut anda?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s