Saya sedang menulis buku, Judulnya Mendesign Pikiran Juara. Saya bocorkan tulisan dalam salah satu sub judulnya sbb :
Contemplating the Buddha’s words can lead to an understanding of the difference between concept and reality. Understanding the difference between concept and reality can lead to the development of understanding of reality. The development of understanding reality can lead to the penetration of the truth of the nature of reality. This in turn will lead to enlightenment, to super knowledge to the destruction of the cause of sorrow, attachment. This in turn will lead to a life lived peacefully and cheerfully.
Contemplation can thus lead to the highest benefit.
Ada dua ayat dalam Qur’an dan Bible, yang sama sama arti dan maknanya sama. “Aku turunkan hujan dari langit, lalu aku tumbuhkan dari perut bumi itu, buah-buahan, rizki untuk kalian. Dan kalimat lain, Bible menulisnya begini Tuhan mengutus hujan, untuk mereka yang baik dan yang buruk”
Apa yang terjadi pada diri saya, ketika kedua ayat tersebut menjadi perhatian saya? Yang kemudian mengubah cara pandang dan hidupku, dan tentu saja menjadi sangat bahagia.
Dalam suatu sore, ketika saya duduk ngopi, di Mounzenaka Chou, Tokyo, tahun 2009. Saya menemukan, ayat dalam Bible itu, dalam sebuah Buku, yang ditulis oleh seorang German The Lol 2 A Principle.
Perenungan kedua ayat suci tersebut, sampai pada kesimpulan bahwa “Tuhan memberi kepada semua makhluk”. Ia tidak memilih. Ia tidak berpihak. Pikiran saya terbangun kesimpulan seperti tersebut diatas. Tuhan tidak menghukumi.
No judgment.
Kalimat itulah yang mengubah hidup saya, menjadi lebih bijak dalam memandang perbedaan, lebih tajam melihat pikiran orang. Intinya, saya lebih nyenyak tidur, karena tidak merasa dihantui oleh berbagai macam tipu daya khayali, yang selalu merasuk dalam pikiran saya.