Ketika Sang Yang Widi itu dituturkan oleh pikiranmu
Ia berperasaan seperti kamu,
Seolah-olah dirimu
Diwujud-wujudkan; matanya sipit, kulitnya legam, rambutnya ikal
Suka dan tidak suka
Senyum lalu marah
Namanya juga Sang Widi
Saat termehek-mehek
Dunia dan seisinya pasti kelimpahan buah anugrah yang tiada terhingga
Sebaliknya
Bila sang widi murka
Pasti Akan Habis seisi-isinya
Padahal Ia apa adanya
Seperti yang tidak terbaca oleh kamu
Itu sih perasaan kamu saja yang cengengesan
Sang Widi itu
Memberimu sama tanpa diskriminasi
Hujan, Sinar Mentari, Oksigen, waktu, kesempatan, dan ikan dilaut semua untuk kamu
Menjadi rizki dan musibah, adalah ulah tanganmu sendiri
Dasar kamu.
Yg Derajatnya lebih rendah dari bakteri
Tanpa bakteri dunia ini tak akan seimbang, lalu hancur tak akan ada
Tapi tanpa kamu, dunia akan menjadi hijau, bersih dan sehat
Khayali kamu itu memang polutif kepada alam dan racun kepada otak insani
Yu, kita bersemayan dalam dzatnya
Bernafas Bersama ruchnya
Menjaga alam ini
Dengan senyum dan Bahagia.
Karena kamu tak akan pernah singgah lagi